Cerpen ini mungkin tidak sepopuler cerpen karya sastrawan hebat Indonesia. Namun Penulis berusaha agar cerpen ini bisa memberikan inspirasi dan pelajaran bagi yang membacanya. Cerpen yang mengambarkan sosok tangguh dan hebat dalam memimpin keluarga.
Keringat, tenaga dan usaha terus dikeluarkan seorang yang mempunyai tanggung jawab tinggi. Ia pemimpin dan nahkoda bantera rumah tangga. Muka yang kusam dan kulit yang sudah mulai mengendur menandakan perjuangannya yang luar biasa. Perjuangan seorang yang tak kenal lelah, perjuangan seorang yang tak boleh putus asa. Perjuangannya kini telah terbayar, “ABK” yang selama ini ia didik telah menjadi “pelaut tangguh” semua perjuangannya hampir selesai tak kala ia melakukan satu kesalahan fatal yang membuat dirinya sedikit dibenci keluarganya. Kesalahan seorang pria yang tidak bisa menahan dirinya dari hawa nafsunya.
Perjuangan yang selama ini ia lakukan terasa sia-sia dan hampa, tak berbekas bahkan hampir dilupakan, nasib seorang ayah yang khilaf dalam menentukan keputusannya ketika memilih untuk beristri dua. Seorang ayah yang sudah mulai merasa berhasil akan kerja kerasnya karena kini semua anaknya lulus S1 padahal ayah tersebut bukanlah orang yang berada, pekerjaannya pun hanya seorang buruh serabutan, penghasilan yang tak tetap dan makan seadanya menjadikan hidupnya sedikit terabaikan. Bukan harta apalagi setumpuk uang, yang ia tularkan hanya sebuah semangat perjuangan, semangat tak kenal lelah dalam menempu kehidupan dan meraih keinginan serta cita-cita. Semangat itu yang terus ada dalam diri ini, semangat seorang ayah yang tak kenal lelah dalam mengurusi keluarganya.
Anaknya kini sudah menjadi orang yang luar biasa, bukan keturunan konglongmerat, bukan juga anak pejabat, tapi anak itu telah memberikan kebanggaan untuk ayahnya yang hanya seorang buruh serabutan. Ayah sering bercerita, dirinya sering dipertanyakan ketika kelak akan mensekolahkan anaknya, “emang punya duit buat nyesekolahin anak” kata orang yang meragukan keputusannya ketika akan memasukan anaknya sekolah. Tetapi ayah tak menghiraukannya, ia yakin bahwa keputusannya itu benar, dan itu terbayar sekarang, perjuangan yang selama ini ia lakukan kini terbayar sudah, kebahagiaan dan kesenangan tinggal ia rasakan.
0 Comments