BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Belajar
adalah kewajiban semua orang demi menjalani hidup yang semakin berkembang.
Belajar dapat dilakukan kapan dan di mana saja, karena belajar tidak pernah
terikat waktu dan ruang. Meski demikian, kewajiban belajar yang harus dilakukan
seorang anak adalah dengan belajar di pendidikan formal, karena kelegalitasan
dan kebutuhan serta sebuah syarat seorang diakui keilmuannya maka sekolah
merupakan syarat mutlak untuk menempuh pendidikan.
Selama dalam proses pembelajaran
komunikasi merupakan aktivitas yang selalu dilakukan dan komunikasi yang
digunakan tentu adalah komunikasi lisan yaitu proses bertukar pikiran, yang
menggunakan bahasa sebagai sarana untuk penyampaiannya. Keterampilan berbahasa
itu meliputi keterampilan mendengar atau menyimak (listening skills),
berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan
menulis (writing skills), semua keterampilan tersebut disajikan secara
terpadu.
Bahasa memungkinkan
manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar
dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa juga bisa
menjadi sebuah indikator dari kecerdasan seseorang, semakin baik penggunaan bahasanya
maka semakin baik pula keilmuannya. Banyak faktor yang menentukan bahasa
seseorang itu baik, seseorang yang lancar berbahasa dalam hal ini berbahasa
lisan yang berarti pandai berbicara pasti didukung oleh pengetahuannya yang
luas karena sering membaca atau menyimak pembicaraan dengan baik. Selain itu,
kelancaran seseorang dalam berbicara didukung juga oleh tingkat kepercayaan
diri seseorang untuk dapat berbicara di depan umum, dan kemampuan berbicara itu
tentu butuh latihan dan pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus.
Berbicara
yang merupakan bagian dari kemampuan berbahasa memang sangat penting
peranannya, karena berbicara merupakan proses komunikasi dan penyampaian ide
seseorang. Adapun pengertian berbicara adalah “suatu keterampilan berbahasa
yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya didahului oleh keterampilan
menyimak, dan pada masa tersebut kemampuan berbicara atau berujar dipelajari”.[1] Hal
itu terjadi karena kemampuan berbicara seorang anak hanya akan didapatkan
setelah melalui proses menyimak terlebih dahulu.
Dengan menguasi
keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu menyampaikan ide dan
gagasannya kepada orang lain. “Keterampilan berbicara juga akan mampu membentuk
generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan dan ujaran
yang komunikatif, jelas, runtut dan mudah dipahami”.[2] Sehingga
ide dan gagasan yang akan disampaikan menjadi lebih bermakna dan akan mudah
dipahami oleh orang lain. Siswa yang memiliki keterampilan berbicara juga akan
mampu melakukan presentasi yang baik, dengan menggunakan bahasa yang formal,
jelas, runtut dan mudah dipahami.
Presentasi yang
merupakan bagian dari keterampilan berbicara memiliki prospek yang sangat baik.
Pembiasaan siswa untuk presentasi di depan kelas dapat menjadi sebuah kegiatan
yang melatih keterampilan berbicaranya. Sehingga dikemudian hari siswa sudah
tidak lagi ragu atau malu untuk menyampaikan pendapat dan gagasannya.
Keterampilan berbicara
merupakan bakat. Namun keterampilan berbicara yang baik termasuk kemampuan
presentasi memerlukan pengetahuan dan latihan. Banyak siswa yang memiliki ide
cemerlang dan gagasan yang baik namun tidak dapat ia kemukakan dalam
pembelajaran karena kurangnya latihan dalam berbicara.
Kelemahan dalam
pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini adalah masih monotonnya metode
yang digunakan. Mengajar hanya dengan metode satu arah seperti metode ceramah
membuat siswa tidak turut aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak
mendapat kesempatan untuk melatih keterampilan berbicaranya karena siswa hanya
mendengarkan dan tidak tertarik untuk berbicara.
Guru yang peduli dan yang memilki perhatian penuh terhadap
siswanya akan membuat siswa tak segan untuk mengajaknya berdiskusi tentang
berbagai hal. Sehingga keterampilan berbicara siswa dapat terlatih dengan
sendirinya. Efektivitas pembelajaran sedikit banyak bergantung juga pada
efektivitas komunikasi. Karena itu, efektivitas seorang guru dalam pembelajaran
bergantung pada seberapa efektif
komunikasinya dengan siswa di dalam atau di luar kelas. Komunikasi efektif memainkan peran penting
dalam keberhasilan pembelajaran pada semua jenjang pendidikan. membelajarkan
bukan semata proses transfer pengetahuan, melainkan juga proses komunikasi dua
arah antara guru dan siswa[3].
Berbagai cara dapat
dilakukan guru untuk melatih kemampuan presentasi siswa. Misalnya diskusi
kelompok yang mengharuskan siswa untuk tampil presentasi di depan kelas, dengan
begitu setiap siswa akan memiliki kesempatan untuk melatih kemampuan presentasi
yang juga termasuk dalam keterampilan berbicara.
Diskusi yang menarik,
teratur dan terarah akan membuat siswa terbiasa untuk berbicara dengan
menggunakan bahasa yang baik, mudah dipahami dan jelas, sehingga kemampuan
presentasi siswa menjadi terasah. Materi yang menarik dan kekinian menjadi daya
tarik tersendiri agar siswa tidak segan untuk menyampaikan gagasan dan idenya
baik ketika presentasi maupun ketika memberi tanggapan. Maka dari itu penting
bagi seorang guru mempersiapkan materi yang dapat menarik minat siswa untuk mau
mempelajari lebih jauh mengenai materi diskusi sehingga ketika siswa presentasi
banyak ide dan gagasan baru yang mereka hasilkan, dengan demikian presentasi
menjadi lebih menarik dan lebih memudahkan siswa untuk berbicara dengan baik
karena mereka menguasai materi.
Diskusi
pada dasarnya suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam
kelompok kecil maupun dalam kelompok besar, dengan tujuan untuk mendapatkan
suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Melalui kegiatan diskusi diharapkan siswa dapat secara aktif mengeluarkan
ide dan pemikirannya yang diutarakan lewat bahasa lisan atau berbicara ketika
presentasi. Dengan diadakannya kegiatan diskusi diharapkan siswa sudah mulai
terbiasa dan terlatih untuk dapat presentasi dengan menggunakan bahasa yang
baik dan benar, sehingga kemampuan berbicaranya menjadi lebih baik lagi.
Berdasarkan urainan di
atas yang dapat dijadikan latar belakang masalah, maka penulis terdorong untuk
membahasnya dalam sebuah penelitian dengan judul “Kemampuan Presentasi
Siswa Dalam kegiatan Diskusi pada siswa kelas VIII MTs Nur As Sholihat Serpong
Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi
Masalah.
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah yang ada adalah :
1. Kurangnya keberanian siswa ketika presentasi di depan kelas.
2. Rendahnya kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan bahasa formal ketika
presentasi.
3. Guru kurang berperan dalam menerapkan model pembelajaran yang aktif dalam
meningkatkan kemampuan berbicara (presentasi) siswa.
C.
Pembatasan Masalah
Untuk
menghindari meluasnya permasalahan maka penulis membatasi permasalahan pada :
a. Kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi.
b. Efektivitas metode diskusi dalam upaya meningkatkan kemampuan presentasi
siswa.
c. Yang menjadi objek penelitian adalah siswa/i kelas VIII MTs Nur As Sholihat
Serpong Tangerang Selatan.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
batasan masalah diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah keterampilan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi pada
siswa kelas VIII MTs Nur As Sholihat Serpong Tangerang Selatan.
b. Seberapa efektifkah metode diskusi dalam meningkatkan kemampuan presentasi
siswa.
E.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian
latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
:
1. Untuk mengetahui kemampuan keterampilan presentasi dalam kegiatan diskusi
pada siswa kelas VIII MTs Nur As Sholihat Serpong Tangerang Selatan.
2. Untuk mengetahui efektivitas metode diskusi dalam meningkatkan kemampuan
presentasi siswa.
F. Manfaat Penelitian
Mengingat
pentingnya penelitian ini dalam berbagai faktor, maka manfaat penelitian ini
ditinjau dari dua segi, yaitu :
1. Secara
Teoritis
a. Penelitian
ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan khususnya tentang
penggunaan metode diskusi sebagai usaha untuk meningkatkan keterampilan presentasi.
b. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori pembelajaran guna
meningkatkan keterampilan presentasi Siswa.
2. Secara
Praktis
a) Bagi Guru
1) Menjadi
masukan dan metode bagi guru guna mengembangkan keterampilan presentasi Siswa melalui metode diskusi.
2) Menjadi
alternatif cara meningkatkan kemampuan presentasi yang efektif dan tepat bagi siswa.
b) Bagi Siswa
Dengan menerapkan
metode diskusi maka siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuan berbicara
khususnya presentasi dan sudah mulai terbiasa untuk berbicara secara formal, sehingga
kemampuan berbicara (presentasi) menjadi lebih baik lagi.
c) Bagi Sekolah dan Orang Tua
Dengan keterampilan
berbicara yang baik dapat menjadi asset bagi pihak sekolah maupun orang tua
untuk dapat mengembangkan bakat selanjutnya seperti berpidato sehingga semakin
banyaknya generasi – generasi yang berkualitas.
[1]
Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa (Bandung : Angkasa, 2008) h. 3
[2]
Muammar, Bahasa dan Sastra dalam Berbagai PerspektifI (Yogyakarta :Tiara
Wacana, 2008) hlm 317
[3]
Dr. Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, M. Ed, Komunikasi Pendidikan (Bandung
: Simbiosa Rekatama Media, 2013) hlm 73
0 Comments