Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2015
Esai Di Bibir Laut Merah “Kami tak memperoleh keadilan, ya Musa.” “Di negerimu keadilan telah jadi slogan.” “Tolonglah saya, ya Musa.” “Para pemimpin negerimu juga tak bisa menolong. Kau hanya dibutuhkan saat pemilu. Setelah itu kau dijadikan barang dagangan yang murah.” Kutipan diatas merupakan penggalan dari cerpen Di Bibir laut Merah yang menceritan seorang perempuan bernama Sulatsriy, Sulatsriy memiliki masalah yang sangat rumit di kehidupannya, dia memiliki seorang suami yang bernama Markam. Markam sangat terobsesi dengan sesuatu yang ada hubungannya dengan hal-hal goib, mulai dari mengumpulkan benda pusaka  sampai bertapa (meninggalkan kehidupan duniawi), jika dipahami lebih lanjut sifat Markam mencerminkan kehidupan masyarakat  Indonesia yang masih gemar dengan hal-hal goib. Kemudia sosok Sulatsriy yang digambarkan sebagai seorang wanita yang “berjuang” di Negeri orang untuk menafkahi anak-anaknya, karena suaminya (Markam) sudah tidak menafkahi keluarganya...